Sarkub.com
Tak terasa kita sudah memasuki bulan
Sya’ban, seperti yang kita ketahui bulan syaban adalah penetapan tahunan
ajal manusia. Ada beberapa hadis Rasulullah Saw yang menyatakan setiap
bulan Sya’ban Allah Swt memutuskan ajal tahunan bagi manusia yang akan
dimatikan pada tahun itu.Nama-nama orang orang yang akan dimatikan itu
ditulis dalam sebuah buku besarn yang disebut “Stambuk Kematian”,
Buku itu kemudian akan diserahkan kepada malaikat Izrail sebagai
malaikat juru pati untuk melaksanakan kerja pada tahun berjalan Nisfu
Sya’ban saat diterimanya buku itu.
Salah satu diantara hadist-hadist itu.
Rasulullah SAW bersabda :”Ajal-ajal manusia itu diputuskan dari bulan
Sya’ban sampai Sya’ban berikutnya, sungguh ada orang yang baru
menikah,dan ada yang anaknya baru saja lahir,namun nama orang itu sudah
tercantum dalam buku stambuk kematian (Hadist riwayat Imam
Ad-Dailami,Ibnu Dunya,Ibnu Jarir,Al Baihaqi dan Ibnu Abi Hatim).
Allah Swt telah berfirman dalam surah
Al-Munafiqun ayat 11 yang artinya ”Dan Allah tak akan menunda kematian
seseorang.” Tetapi mengapa banyak orang berdoa minta dipanjangkan
umurnya, terutama pada malam Nisfu Syaban? Apakah tidak sia-sia doa yang
demikian? Atau dapatkah ketentuan itu diubah? Secara singkat dapat
dijelaskan bahwa yang menentukan ajal dan yang menyuruh berdoa adalah
satu sumber,yaitu Allah SWT. Kalau Allah tidak memberikan jalan keluar
untuk apa disyariatkan berdoa?
Berhasil tidaknya permohonan seseorang
tergantung kehendak Allah, namun Allah sendiri berfirman dalam surah
Ar-Ra’d ayat 39 yang artinya “Allah dapat menghapuskan apa yang Dia
kehendaki ,dan dapat menetapkan apa yang Dia maui.Dan di sisi-Nyalah
terdapat induk kitab (Lauh Mahfudh).” Lauh Mahfudh adalah kitab yang
mencatat segala perilaku dan takdir semua mahluk. Bahakan manusia yang
berdoa sendiri belum tentu tahu apakah doanya akan dikabulkan,sesuai
dengan yang diminta atau tidak. sebab menurut Sabda Nabi SAW, pasti
dikabulkan, namun wujud terkabulnya bisa berbeda dari yang diminta.
Allah Swt tentu lebih mengasihi
hamba-hamba-Nya yang mendekat dan memohon sesuatu kepada-Nya.Rasulullah
SAW memberi petunjuk kepada kita dengan sabdanya “Seseorang muslim yang
berdoa dengan suatu permohonan dan doanya tidak mengandung dosa dan
tidak untuk memutuskan silaturahm, niscaya Allah akan memberikan satu
dari tiga hal :
- Pertama,bisa jadi doanya dikabulkan sebagaimana yang diminta,
- Kedua doanya itu disimpan oleh Allah dan pahala atau pembalasan yang baik akan diberikan diakhirat dan
- Ketiga Allah memalingkan dia dari kejahatan yang sebanding dengan doannya itu”
Lalu para sahabat berkata,”Kalaulah
demikian kami semua akan memperbanyak doa kepada Allah“, maka jawab Nabi
”Benar, maka Allah lebih banyak lagi pemberian-Nya” (Hadist tertera
dalam riwayat Imam Ahmad Al-Bazzar,Abu Ya’la dan Al-Hakim dari sahabat
Abu Said Al-Khudri).
Sabda Rasulullah yang lain berbunyi: “Doa
itu bermanfat untuk yang sudah terjadi dan yang belum terjadi. Maka
berdoalah kalian, hai hamba-hamba Allah,”
Semoga kita dianugerahi ketekunan dalam
berdoa,terutama pada waktu-waktu yang mulia seperti pada saat Malam
Nisfu Sya’ban ini.Amin
(Sumber Tafsir Syarhus Shudur,Ar-Ruh dan dari beberapa majalah islami ) Wisata hati online Forum
0 komentar:
Posting Komentar