KHUTBAH JUM’AT AL HABIB UMAR BIN HAFIZH
Beliau
adalah Seorang Figur Ulama Mufti Dunia,yang sering dijadikan Rujukan
Ulama Diseluruh Dunia,Semoga ALLAH SWT Merahmatinya, juga bagi Kita
sekalian, Amiin. Dan dalam Rangkaian Kegiatan Beliau dalam Kunjungannya
ke Indonesia, yang dihadiri juga oleh Para Ulama dari berbagai Golongan.
Diantara yang diwasiatkannya adalah:
Segala sesuatu sangatlah mudah bagi Allah SWT,sekalipun menghimpun manusia di hari kiamat yang telah dipastikan.
Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah SWT, satu-satunya, yang tiada
sekutu bagi-Nya. Dialah yang bakal meletakkan seluruh manusia di
hadapan-Nya, guna diberi pahala atau siksa.
Ketika itu, “beruntunglah manusia-manusia beriman yang pandai memanfaatkan waktu hidupnya dengan
menghadiri majelis kebajikan, ketaatan dan dzikir, dan menyesallah
mereka yang telah menghabiskan umurnya untuk berbuat maksiat.“
Aku bersaksi bahwa sang panutan, Nabi Muhammad SAW adalah rasul yang diutus oleh-Nya untuk menabur hidayah di muka bumi.
Ya Allah limpahkanlah salawat dan salam kepada Baginda Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang patuh kepada beliau hingga hari akhir nanti.
Aku bersaksi bahwa sang panutan, Nabi Muhammad SAW adalah rasul yang diutus oleh-Nya untuk menabur hidayah di muka bumi.
Ya Allah limpahkanlah salawat dan salam kepada Baginda Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang patuh kepada beliau hingga hari akhir nanti.
Wahai hamba Allah
Dalam majelis ini, aku berwasiat kepada Anda samua, sekaligus kepada diri sendiri agar senantiasa bertakwa kepada Allah SWT. Ketahuilah, barangsiapa bertakwa kepada Allah SWT, ia akan hidup penuh kekuatan dan berjalan di bumi-Nya dengan rasa aman dan tentram
Dalam majelis ini, aku berwasiat kepada Anda samua, sekaligus kepada diri sendiri agar senantiasa bertakwa kepada Allah SWT. Ketahuilah, barangsiapa bertakwa kepada Allah SWT, ia akan hidup penuh kekuatan dan berjalan di bumi-Nya dengan rasa aman dan tentram
Wahai hamba Allah
Ada dua perkara yang menyebabkan umat Rasulullah SAW ini kerap kali dilanda musibah dan bencana, dan sayang sekali, mereka tidak menyadari, atau bahkan tidak mempedulikanya sama sekali, sekalipun beliau SAW dan para Ulama telah sering mengingatkan.
Ada dua perkara yang menyebabkan umat Rasulullah SAW ini kerap kali dilanda musibah dan bencana, dan sayang sekali, mereka tidak menyadari, atau bahkan tidak mempedulikanya sama sekali, sekalipun beliau SAW dan para Ulama telah sering mengingatkan.
Dua perkara
itu adalah, pertama, tiadanya penghargaan akan waktu, kesempatan dan
umur yang telah dianugerahkan Allah Subhanahu Wata’ala.
Sekarang ini, umumnya umat telah menyia-nyiakan waktu dan membuangnya
untuk hal-hal yang kosong. Sebagian lagi menghabiskan waktu dalam
perbuatan makruh, dan, bahkan kemaksiatan. Perbuatan ini setianya
memancing amarah Allah SWT. Namun
mereka abaikan serta tak mengindahkan. Maka tidaklah mengherankan
apabila bencana demi bencana mulai merebak di negeri muslimin.
Kedua,
pergaulan dan persaudaraan yang tidak lagi dilandasi ‘itikad baik.
Ketika umur dan waktu terbengkalai, ketika perkawanan tidak lagi
dilandasi niat baik, maka kerusakan merajalela, fitnah dan cobaan bakal
mendera umat, tak peduli di desa maupun di kota.
Baginda Nabi SAW, dalam sabda-sabdanya, telah banyak mengingatkan umat
agar memanfaatkan waktu dengan maksimal dan mendasari pergaulannya
dengan niat soleh. Semua itu demi kebaikan umat sendiri. Akan tetapi sayang, orang-orang sudah menutup telinga dan mata.
Mereka tak lagi berminat mendengarkan seruan beliau SAW.
Mereka tak lagi berminat mendengarkan seruan beliau SAW.
Sadarlah wahai muslimin/wahai hamba Allah. Waktu adalah esensi kehidupanmu.
Umur adalah peluang yang diberikan kepadamu. Berharga atau tidaknya hidupmu bergantung pada bagaimana kau memanfaatkan usiamu itu.
Umur adalah peluang yang diberikan kepadamu. Berharga atau tidaknya hidupmu bergantung pada bagaimana kau memanfaatkan usiamu itu.
Rasulullah SAW bersabda, Di
hari pembalasan nanti, dua telapak kaki seorang hamba akan tertahan di
jembatan sirat. Takkan beranjak sampai ia ditanya mengenai empat hal.
untuk apakah seluruh umur hidupnya? Dikemanakan usia mudanya? Dari mana
ia mendapatkan harta dan digunakan untuk apakah harta itu? Sudahkah
ilmunya diamalkan?
Wahai hamba Allah
Kita wajib kembali ke jalur yang telah digariskan Rasulullah SAW. Beliau adalah insan yang selalu berkata jujur. Beliau adalah sang petunjuk, penyeru kebenaran, suluh umat, dan pemberi kabar-kabar dari Ilahi. Beliau sangat cinta kepada umatnya. Kasih beliau kepada kita lebih besar dari kasih orang tua kita sendiri kepada kita.
Kita wajib kembali ke jalur yang telah digariskan Rasulullah SAW. Beliau adalah insan yang selalu berkata jujur. Beliau adalah sang petunjuk, penyeru kebenaran, suluh umat, dan pemberi kabar-kabar dari Ilahi. Beliau sangat cinta kepada umatnya. Kasih beliau kepada kita lebih besar dari kasih orang tua kita sendiri kepada kita.
Allah SWT berfirman, “Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri”
Kembali ke dua hal di atas. Beliau SAW pernah mengabarkan,
“Di dalam surga, para penghuninya masih merasakan suatu kerugian besar,
yakni mengenai waktu yang telah berlalu—di kehidupan dunia—yang tidak
mereka gunakan untuk berdzikir kepada Allah SWT.”
Beliau juga mewanti-wanti, “Ketika
suatu kaum duduk bersama-sama, akan tetapi tidak mengingat Allah SWT
sama sekali, maka mereka bakal merasakan penyesalan di hari kiamat
nanti.”
Pergunakanlah waktu dengan aktifitas yang baik. Ikatlah persaudaraan dengan asas yang bagus serta tujuan yang penuh manfaat.
“Ketika seseorang menjalin kawan, meskipun sejenak di siang hari, kelak ia akan ditanya mengenai perkawanan itu: telahkan ia melaksanakan hak-hak Allah SWT atau meng-alpakannya?” begitulah yang dinarasikan Rasulullah SAW.
Saling ber-wasiatlah di jalan Allah dengan baik dan bersabarlah dengannya[pen]
“Ketika seseorang menjalin kawan, meskipun sejenak di siang hari, kelak ia akan ditanya mengenai perkawanan itu: telahkan ia melaksanakan hak-hak Allah SWT atau meng-alpakannya?” begitulah yang dinarasikan Rasulullah SAW.
Saling ber-wasiatlah di jalan Allah dengan baik dan bersabarlah dengannya[pen]
Wahai hamba Allah
Kita sudah sering membuang-buang waktu. Di antara kita bahkan ada yang lebih banyak mengisi waktu untuk maksiat. Marilah kita renung-kan bersama.
Ke manakah malam-malam kita?
Untuk apakah umur-umur kita?
Apa yang kita kerjakan antara Maghrib dan Isyak?
Bagaimana kabar majelis muslimin, pasar-pasar dan warung-warung? Tempat-tempat itu telah menjadi ajang melupakan Allah SWT dan Rasul-Nya.
Kita sudah sering membuang-buang waktu. Di antara kita bahkan ada yang lebih banyak mengisi waktu untuk maksiat. Marilah kita renung-kan bersama.
Ke manakah malam-malam kita?
Untuk apakah umur-umur kita?
Apa yang kita kerjakan antara Maghrib dan Isyak?
Bagaimana kabar majelis muslimin, pasar-pasar dan warung-warung? Tempat-tempat itu telah menjadi ajang melupakan Allah SWT dan Rasul-Nya.
Ingatlah,
bagaimana Baginda Rasul senantiasa dzikir kepada Allah di setiap
waktunya. Dulu, kaum muslimin tak pernah lalai untuk berdzikir, di mana
saja, siang dan malam. Akan tetapi
kini, umat Islam, baik yang muda maupun yang tua, sudah menganggap remeh
dzikir. Mereka malas mengingat Allah dan lebih suka membicarakan yang
lain.
Ketika di dalam masjid sekalipun, mereka menganggap membaca Al-Quran tidak lebih ni’mat daripada bicara omong kosong. Hingga kita kerap menyaksikan mereka bicara tak tentu arah di dalam rumah Allah. Bahkan tak segan mereka meletakkan Al-Quran yang tengah dibaca hanya demi bisa mengobrol bersama rekan-rekan mereka. Sungguh, Betapa genting keadaan muslimin.
Ketika di dalam masjid sekalipun, mereka menganggap membaca Al-Quran tidak lebih ni’mat daripada bicara omong kosong. Hingga kita kerap menyaksikan mereka bicara tak tentu arah di dalam rumah Allah. Bahkan tak segan mereka meletakkan Al-Quran yang tengah dibaca hanya demi bisa mengobrol bersama rekan-rekan mereka. Sungguh, Betapa genting keadaan muslimin.
Tak hanya
itu, umat Islam sekarang cenderung menjauhi majelis ta’lim. Ketika
majelis pengajian diadakan di suatu tempat, pesertanya selalu tak
banyak. Orang-orang enggan datang dan lebih memilih kumpulan-kumpulan
yang kurang baik. Mereka adalah manusia yang rugi. Mereka bakal menyesal. Keberadaan mereka sudah dinubuatkan Rasulullah SAW,
“Manusia yang paling besar penyesalannya di akhirat kelak adalah mereka
yang punya kesempatan untuk mengaji akan tetapi mereka sia-siakan
kesempatan itu.”
Masa
keemasan telah berlalu, yakni masa sahabat, tabiin, dan tabi’ut-tabiin.
Masa ketika dzikir, baca Al-Quran dan hadis menjadi kebiasaan, baik
ketika makan, minum, tidur, dan segala rutinitas.
Wahai hamba Allah
Ketahuilah, suatu majelis yang dilandasi niatan baik dan tujuan yang mulia, yakni ridha Allah dan Rasulullah, akan membuahkan kebajikan-kebajikan. Di antaranya menangguhkan musibah, meredam permusuhan, dan mencegah perbuatan munkar, Semua itu lantaran sikap saling membantu di antara sesama Muslim. Dan mereka semua pasti memperoleh pahala-pahala dan anugerah yang tak kecil nilainya dari Allah SWT. Sebab itulah Allah SWT dan Rasul-Nya memberikan perhatian yang agung kepada majelis dzikir dan majelis ta’lim.
Ketahuilah, suatu majelis yang dilandasi niatan baik dan tujuan yang mulia, yakni ridha Allah dan Rasulullah, akan membuahkan kebajikan-kebajikan. Di antaranya menangguhkan musibah, meredam permusuhan, dan mencegah perbuatan munkar, Semua itu lantaran sikap saling membantu di antara sesama Muslim. Dan mereka semua pasti memperoleh pahala-pahala dan anugerah yang tak kecil nilainya dari Allah SWT. Sebab itulah Allah SWT dan Rasul-Nya memberikan perhatian yang agung kepada majelis dzikir dan majelis ta’lim.
Ya Allah,
bimbinglah kami kepada kebaikan. Tambahkanlah rahmat-Mu untuk kami.
Siramkan anugerah-anugerah-Mu kepada kami. Elokkanlah dhahir dan bathin
kami, serta niat dan tujuan kami. Sirnakan kesulitan dari kaum muslimin.
Dengan kasih-Mu, wahai Yang Maha Kasih Sayang.
(Sumber : Habib Ahmad)
0 komentar:
Posting Komentar